Thursday, 23 April 2015

DUNIA TAK ADA KEABADIAN



DUNIA TAK ADA KEABADIAN

Lidahnya yang  tajam, kini kelu membisu
Sorot matanya menghujam, kini telah sayu
Gelar kebangsawanan , tak lagi dibanggakan
Ketajaman  hak sepatunya, kini menginjak nasibnya
  

ULAT,KEPOMPONG DAN KUPU-KUPU



ULAT,KEPOMPONG DAN KUPU-KUPU

Banyak sudah maksiat kulakukan
Tamak serakah  penuhi kebebasan
Bagaikan ulat memakan tanaman
Tanaman si kaya atau si miskin tak dihiraukan
Jerit , tangis , kelaparan
Telah lama kuciptakan

AMPUNI AKU TUHAN

AMPUNI AKU TUHAN


Tergambar  jelas dalam iman
Api menjilat kian membesar dalam jutaan derajat
Otak dan kepala mendidih
Kulit melepuh, mengelupas
Ruas-ruas jari lepas satu persatu
Daging tubuh  hancur  melebur
Tulang-tulang remuk redam
Tak ada lagi kematian
Sakit berkepanjangan, dalam keabadian

Saturday, 4 April 2015

MASIH ADAKAH SECERCAH HARAPAN






MASIH ADAKAH SECERCAH HARAPAN

Teriakan semakin menghilang
Suara-suara parau berdendang
Lagupun semakin sumbang
Langkah penuh bimbang