NASIB
PENGEMIS MUDA
Pagi
itu kabut menyelimuti buana
Sang
surya malu menatap dan menyapa dunia
Burung
prenjak tak lagi menari di atas pagar
Kokokan
ayam pelung menyayat hati nan gusar
Sang
surya malu menatap dan menyapa dunia
Sawah , ladang dan kebun di desa tak dijamah
Air
sungai dibiarkan keruh penuh sampah
Binatang
ternak mengadu nasibnya di tumpukan
sampah
Sang
surya malu menatap dan menyapa dunia
Anak
muda yang gagah mencari tape dan obat
merah
Dibalut
dikakinya seolah luka dan berdarah
Jalan
terpicang-picang meminta belas kasihan
Dari
gang ke gang hingga di pertokoan
Sang
surya malu menatap dan menyapa dunia
Anak
muda kaki berbalut tape dan obat merah
Dibiarkannya muka penuh debu hingga bernanah
Bersandiwara
dusta dan hina
Anak
muda kaki berbalut tape dan obat merah
Ingin
berkaca, cerminnya retak dan pecah
Ingin
bercermin di air, air bergelombang
Wajah,
hati dan jiwanya gersang
Anak
muda kaki berbalut tape dan obat merah
Bersandiwara
dusta dan hina
Perbuatan
dan ucapannya menjadi doa
Mobil
melaju kecang menabrak dirinya
Tubuhnya
terlempar ke slokan penuh sampah
Tulang
kaki dan tangannya patah
-****---
Bandar Lampung, Juni 2015
Penulis :
Sunarwan
No comments:
Post a Comment