Friday, 12 June 2015

NASIB PENGEMIS MUDA



NASIB PENGEMIS MUDA

Pagi itu kabut menyelimuti buana
Sang surya malu menatap  dan menyapa dunia
Burung prenjak tak  lagi menari di atas pagar
Kokokan ayam pelung  menyayat hati nan gusar

Sang surya malu menatap  dan menyapa dunia
Sawah  , ladang dan kebun di desa tak dijamah
Air sungai dibiarkan keruh penuh sampah
Binatang ternak mengadu nasibnya  di tumpukan sampah

Sang surya malu menatap  dan menyapa dunia
Anak muda yang gagah  mencari tape dan obat merah
Dibalut dikakinya seolah  luka dan berdarah
Jalan terpicang-picang  meminta belas kasihan
Dari  gang ke gang hingga di pertokoan

Sang surya malu menatap  dan menyapa dunia
Anak muda kaki berbalut tape dan obat merah
Dibiarkannya  muka penuh debu hingga bernanah
Bersandiwara dusta dan hina

Anak muda kaki berbalut tape dan obat merah
Ingin berkaca, cerminnya retak dan pecah
Ingin bercermin di air, air bergelombang
Wajah, hati  dan jiwanya   gersang


Anak muda kaki berbalut tape dan obat merah
Bersandiwara dusta dan hina
Perbuatan dan ucapannya  menjadi doa
Mobil melaju kecang menabrak dirinya
Tubuhnya terlempar ke slokan penuh sampah
Tulang kaki  dan tangannya   patah   


   -****---
                                     Bandar Lampung, Juni  2015
                                      Penulis :       Sunarwan

No comments:

Post a Comment