IBU MANUSIA TERHORMAT LAGI MULIA
Oleh Sunarwan
Tubuh lemah semakin lemah bertambah lemah
Tak pernah ada keluh, yang ada keikhalasan,
pengorbanan, dan senyum penuh
Dari hari kehari dalam penantian, hingga sembilan
bulan
Menyabung nyawa dalam perjuangan nyata ,kadang
bersimbah darah
Tak ada kata menyerah dan marah dalam hati dan
jiwamu
Tak kenal waktu menumpahkan cinta kasih dan ketulusan
Demi tangisku ,engkau korbankan jiwa ragamu
Setiap saat engkau susui aku dengan senyum
kehangatan
Kenakalanku ,engkau balas dengan belaian dan kasih
sayang
Tatkala malam dingin mencekam, engkau peluk
dan dekap aku dengan kemesraan
Tatkala panas siang menyengat, engkau kipasi aku dengan senyum
bertabur kasih sayang
Tatkala aku lapar, engkau suapi aku walaupun engkau
lapar
Tatkala saya haus, engkau beri aku minum , walaupun
engkau kehausan
Ibu, engkau makhluk Tuhan yang terhormat lagi mulia
Kadang aku berbicara dan bertingkah tak pantas
Engkau nasihati aku dan doakan aku dengan ikhlas
Walaupun kadang aku tak menggubris, engkau tak
pernah menangis
Aku tak pernah dapat membalas jasamu nan
agung
Andaikan aku mampu memberimu emas dan berlian
setinggi gunung
Jauh masih lebih agung jasa dan pengorbananmu
Jauh masih lebih agung jasa dan pengorbananmu
Ibu, kini engkau telah tua renta
Belum pernah
sekalipun , engkau meminta balas jasa
Walaupun pandangan matamu semakin kabur
Kasih sayangmu, keiklhasanmu tak pernah terkubur
Ibu,setiap tutur katamu bagaikan air jernih
pegunungan
Belaian cinta kasihmu, laksana angin sepoi pegunungan
Kesabaranmu , bagaikan samudra cinta tak bertepi
Nasihatmu, laksana cahaya mentari pagi
Kasih sayangmu, laksana air sumur zam-zam
Ibuku sumber kasih sayang, keikhlasan dan ketulusan
Tatkala aku mengeluh, tubuhku selalu engkau rengkuh
Tatkala hatiku
galau, engkau berusaha untuk menghalau
Tatkala jiwa dan hatiku gusar, engkau belai aku
dengan sabar
Ibu, sumber keindahan, kesejukan dan kedamaian
Restumu tak pernah berhenti untuk langkah dalam hidupku
Aku merasa malu , jika menuntut banyak darimu
Jasamu
bagaikan mentari menyinari bumi
Sinarnya menyatu dengan angin sepoi, penyejuk jiwa dan hati
Ibu sumber inspirasi setiap anak negeri
Di tanganmu keluhuran budi generasi
Kejayaan bangsa dan negeri engkau ikut mewarnai
Ya Allah, Tuhanku
Aku tak pantas mendapat pengampunan, sebelum ibuku
Engkau ampuni
Aku tak pantas menerima rahmat-Mu, sebelum ibuku
Engkau rahmati
Aku tak pantas masuk surgamu, sebelum ibuku dalam
surga-Mu
===***====
Bandar Lampung, 19 April 2016
No comments:
Post a Comment