Tuesday, 19 April 2016

IBU MANUSIA TERHORMAT LAGI MULIA



IBU MANUSIA TERHORMAT LAGI MULIA
Oleh Sunarwan

Tubuh lemah semakin lemah bertambah lemah
Tak pernah ada keluh, yang ada keikhalasan, pengorbanan, dan senyum penuh
Dari hari kehari dalam penantian, hingga sembilan bulan
Menyabung nyawa dalam perjuangan nyata ,kadang bersimbah darah
Tak ada kata menyerah dan marah dalam hati dan jiwamu

Tak kenal waktu menumpahkan cinta kasih  dan ketulusan
Demi tangisku ,engkau korbankan jiwa ragamu
Setiap saat engkau susui aku dengan senyum kehangatan
Kenakalanku ,engkau balas dengan belaian dan kasih sayang

Tatkala malam dingin mencekam, engkau peluk dan dekap aku dengan kemesraan
Tatkala panas siang menyengat, engkau kipasi aku dengan senyum bertabur kasih sayang
Tatkala aku lapar, engkau suapi aku walaupun engkau lapar
Tatkala saya haus, engkau beri aku minum , walaupun engkau kehausan

Ibu, engkau makhluk Tuhan yang terhormat lagi mulia
Kadang aku berbicara dan bertingkah tak pantas
Engkau nasihati aku dan doakan aku dengan ikhlas
Walaupun kadang aku tak menggubris, engkau tak pernah menangis
Aku tak pernah dapat membalas jasamu nan agung
Andaikan aku mampu memberimu emas dan berlian setinggi gunung
Jauh masih lebih agung jasa dan pengorbananmu

Ibu, kini engkau telah  tua renta
 Belum pernah sekalipun , engkau meminta balas jasa
Walaupun pandangan matamu semakin  kabur
Kasih sayangmu, keiklhasanmu tak pernah terkubur

Ibu,setiap tutur katamu bagaikan air jernih pegunungan
Belaian cinta kasihmu, laksana angin sepoi pegunungan
Kesabaranmu , bagaikan samudra cinta tak bertepi
Nasihatmu, laksana cahaya mentari pagi
Kasih sayangmu, laksana air sumur zam-zam

Ibuku sumber kasih sayang, keikhlasan dan ketulusan
Tatkala aku mengeluh,  tubuhku selalu engkau rengkuh
Tatkala  hatiku galau, engkau berusaha untuk menghalau
Tatkala jiwa dan hatiku gusar, engkau belai aku dengan sabar

Ibu, sumber keindahan, kesejukan dan kedamaian
Restumu tak pernah berhenti untuk  langkah dalam hidupku
Aku merasa malu , jika menuntut banyak darimu
Jasamu  bagaikan mentari menyinari bumi
Sinarnya menyatu dengan angin sepoi, penyejuk jiwa dan hati

Ibu sumber inspirasi setiap anak negeri
Di tanganmu keluhuran budi generasi
Kejayaan bangsa dan negeri engkau ikut mewarnai

Ya Allah, Tuhanku
Aku tak pantas mendapat pengampunan, sebelum ibuku Engkau ampuni
Aku tak pantas menerima rahmat-Mu, sebelum ibuku Engkau rahmati
Aku tak pantas masuk surgamu, sebelum ibuku dalam surga-Mu

===***====
Bandar Lampung, 19 April 2016



No comments:

Post a Comment