BILA
BANYAK HATI KERAS MEMBATU
Oleh Sunarwan WS
Di
bukit terjadi persaingan sengit, untuk
menggapai langit. Saling belit. saling himpit dan jepit. Saling gigit, tak
peduli pesaing sakit. Tak ada kata
pamit. Ada suara tangis dan jerit menggelora hingga di kaki langit. Berpestalah
para Dedemit.
Di
lembah dan lurah, berpacu mencari nafkah, sering serakah. Ada yang bergelut
dengan sampah. Bertabur resah, gelisah. Seakan tiada bungah. Hilang berkah
dan pasrah. Membuat tanah panas merekah.
Semakin hilang rasa sembah.
Di
antara bukit dan lembah. Kesenjangan makin
dalam dan parah.Daun-daun kian keriting,
rumput makin kering. Ranting-ranting patah. Ada yang berdiri tegak mendongak, pongah.
Hilang rasa pasrah, bahkan kadang terjadi pertumpahan darah. Seakan menunggu musnah.
Bila
banyak hati keras membatu, berpaculah nafsu.
Hilang jiwa bersatu. Melandalah tangis dan pilu. Semakin menipis cinta dan kasih sayang. Semakin merana kesetiakawanan dan kepedulian. Tertawalah syaitan-syaitan .
==***==
Bandar
Lampung, 11 November 2016
No comments:
Post a Comment