Monday, 3 October 2016

DAMAINYA PERDESAAN




DAMAINYA PERDESAAN
Oleh Sunarwan

Saat itu hujan gerimis, bebek-bebek berbaris di teritis-teritis sambil ngremis.
Ayam-ayam berteduh di bawah pohon gayam, mematuk-matuk daun bayam.
Di air menggenang  blumbangan, orkestra katak dimainkan, kung kok kung kok kung kok....

Seorang kakek dan nenek  duduk berdua di atas balai-balai di emper rumah yang jauh dari mewah, bercengkerama  mesra, melebihi sepasang remaja yang sedang jatuh cinta. Menghirup air teh hangat dalam cangkir kaleng, sambil makan singkong goreng yang tersaji pada piring seng.

Adzan berkumandang, semuanya ditinggalkan. Mereka bergegas mengambil air suci bersiap untuk mengabdi kepada Yang Maha Suci. Sesaat kemudian terdengar  suara mengaji kitab suci dengan khusuk sepenuh hati yang jauh dari sikap iri dengki.
===***====
Bandar Lampung, 03 Oktober  2016

No comments:

Post a Comment