IBUKOTA
YANG BUAS
Oleh Sunarwan
Sesaat
setelah langit menangis pilu
Air
mata, angin dan mentari menyatu
Membuat
teja-teja warna jingga
Jutaan
manusia iba menantap angkasa
Air
mata langit
tak
mampu mengobati sawah ladang yang sakit
Permadani
emas terhampar berbingkai kesejukan
Kini
tinggal bayangan-bayangan
Suara
seruling gembalapun tertelan zaman
Gadis
desa yang polos jiwanya
hati
berbunga-bunga penuh asa dan cita
Indahnya
fatamorgana ibukota memperdaya
Jiwa
dan angan terhimpit
dalam
perjuangan yang sulit
Gadis
desa yang polos jiwanya
Bunga
putri malu merunduk nestapa
Duri-durinya
digosok batu bacan
Hilanglah
mahkota kehormatan
Kebinalan
,dendam dan perjuangan
Membakar
angan dan jiwa yang dulu polos
Terhempas
segala tatakrama kehidupan
Terperosok
dalam desah berkepanjangan
Keganasan ibukota semakin buas
=****=
Bandar Lampung, Agustus 2015
No comments:
Post a Comment