Wednesday, 9 September 2015

IBUKOTA YANG BUAS



IBUKOTA YANG BUAS
      Oleh Sunarwan

Sesaat setelah langit menangis pilu
Air mata, angin dan mentari menyatu
Membuat teja-teja  warna jingga
Jutaan manusia iba menantap angkasa

Air mata langit
tak mampu mengobati sawah ladang yang sakit
Permadani emas terhampar berbingkai kesejukan
Kini tinggal bayangan-bayangan
Suara seruling gembalapun tertelan zaman

Gadis desa yang polos jiwanya
hati berbunga-bunga penuh asa dan cita
Indahnya fatamorgana ibukota memperdaya
Jiwa dan angan terhimpit 
dalam perjuangan yang sulit

Gadis desa yang polos jiwanya
Bunga putri malu merunduk nestapa
Duri-durinya digosok batu bacan
Hilanglah mahkota kehormatan 

Kebinalan ,dendam dan perjuangan
Membakar angan dan jiwa yang dulu polos
Terhempas segala tatakrama kehidupan
Terperosok dalam desah berkepanjangan
Keganasan  ibukota semakin buas
=****=
            Bandar Lampung,  Agustus 2015




No comments:

Post a Comment