Jiwa
yang tanpa pondasi iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa seperti rumah tanpa pondasi yang kokoh.
Walaupun megah tetapi rapuh. Inilah yang menginspirasi penulisan puisi berjudul
:” Kegalauan Tak Berujung”.
KEGALAUAN
TAK BERUJUNG
oleh sunarwan
oleh sunarwan
Berjalan
di atas awan
Meniti
bianglala pemilik bahasa warna
Mengejar
kilat halilintar
Menyibak
gerimis siang
Terjebak
dalam ruang hampa
Gelisah
, resah , mendesah dalam rasa
Kesunyian
dalam keramaian
Kesedihan
dalam hingar bingar dunia
Kedinginan
dalam teriknya matahari
Kepanasan
dalam himpitan salju
Kepahitan
dalam gula dan madu
Gelisah
, resah , mendesah dalam wicara
Dalam
diskusi tanpa kata
Bercakap-cakap
tanpa kawan
Tertawa-tawa
tanpa suara
Gelisah
, resah , mendesah dalam tatapan
Gelap
dalam cahaya
Gelombang
air dalam fatamorgana
Menatap
tanpa melihat
Gelisah
, resah , mendesah dalam langkah
Membawa
peta hilang arah
Kebuntuan
dalam jalan lintas tanpa batas
Berlari
tanpa kaki
Hati dan jiwa berselimut gelisah
, resah yang mendesah
Dalam rasa, wicara, tatapan, dan langkah
Bagaikan pengembaraan udara di jagat raya
Dalam rasa, wicara, tatapan, dan langkah
Bagaikan pengembaraan udara di jagat raya
Kegalauan
tiada ujung.
Bila diri lupa Sang Maha Pencipta
Bila diri lupa Sang Maha Pencipta
----+***+----
Bandar
lampung, Juli 2015
No comments:
Post a Comment