SAAT
SANG PECERAH MENEBAR CAHAYA
Puisi
ini terinspirasi pada saat penulis melakukan survey untuk anak sekolah pada
program Bina lingkungan kota Bandar Lampung tahun 2015. Yang Dilaksanakan
bertepatan pada bulan Romadhan.
SAAT
SANG PECERAH MENEBAR CAHAYA
Oleh
Sunarwan
Saat
Sang Pencerah menebar cahaya
Mengukir masa depan
agar bermakna
Bagi
tunas –tunas bangsa
Agar
mampu tersenyum bangga
Saat
amarah masih tertahan dalam jiwa
Menelusuri
lorong-lorong
Di
tempat ombak menyapa kaki-kaki rumah
Hingga
jalan panas yang mendaki
Saat
amarah masih tertahan dalam jiwa
Ku
ketuk pintu-pintu
Untuk
mengais kejujuran dan ketulusan
Tampak
wajah-wajah polos tersenyum ikhlas
Jiwa-jiwa
murni senang hati
Saat
amarah masih tertahan dalam jiwa
Masih
adakah sandiwara dusta ?
TV
, kursi dan Sofa tersimpan rapi
Duduk
di atas lantai dengan senang hati
Masih adakah
sandiwara dusta ?
Diantara kenistapaan dan kesempatan
Diantara
ketulusan dan doa kemiskinan
Bersama
meraih harapan
Masih adakah
sandiwara dusta ?
Menyirami
wajah-wajah polos
Menanam
kebohongan
Dalam
jiwa yang masih murni
Masih adakah
sandiwara dusta ?
Menyamarkan
tanggung jawab dan kemudahan
Yang
mematikan obor juang dalam dada
Pemilik
masa depan bangsa
----***----
Bandar Lampung, Juni 2015
Penulis :
Sunarwan
No comments:
Post a Comment