Thursday, 2 July 2015

SAAT SANG PECERAH MENEBAR CAHAYA



SAAT SANG PECERAH MENEBAR CAHAYA
Puisi ini terinspirasi pada saat penulis melakukan survey untuk anak sekolah pada program Bina lingkungan kota Bandar Lampung tahun 2015. Yang Dilaksanakan bertepatan pada bulan Romadhan.



SAAT SANG PECERAH MENEBAR CAHAYA
                               Oleh
                            Sunarwan

Saat Sang Pencerah menebar cahaya
Mengukir  masa depan  agar bermakna
Bagi tunas –tunas bangsa
Agar mampu tersenyum bangga

Saat amarah masih tertahan dalam jiwa
Menelusuri lorong-lorong 
Di tempat ombak menyapa kaki-kaki rumah
Hingga jalan panas yang mendaki

Saat amarah masih tertahan dalam jiwa
Ku ketuk pintu-pintu
Untuk mengais  kejujuran dan ketulusan
Tampak wajah-wajah polos tersenyum ikhlas
Jiwa-jiwa murni senang hati

Saat amarah masih tertahan dalam jiwa
Masih  adakah  sandiwara dusta ?
TV , kursi dan Sofa tersimpan  rapi
Duduk di atas lantai  dengan senang hati

Masih  adakah  sandiwara dusta ?
Diantara  kenistapaan dan kesempatan
Diantara ketulusan dan doa kemiskinan
Bersama meraih harapan

Masih  adakah  sandiwara dusta ?
Menyirami wajah-wajah polos
Menanam kebohongan
Dalam jiwa  yang masih murni

Masih  adakah  sandiwara dusta ?
Menyamarkan tanggung jawab dan kemudahan
Yang mematikan obor juang dalam dada
Pemilik masa depan  bangsa
----***----

                                 Bandar Lampung,  Juni 2015
                                 Penulis : Sunarwan






No comments:

Post a Comment