Terjadinya
kerusuhan mengiringi peristiwa runtuhnya
Orde Baru tahun 1998 menginspirasi penulis untuk menulis
puisi berjudul “GADIS KECIL
DI TENGAH KERUSUHAN”
GADIS KECIL DI TENGAH KERUSUHAN
Asap hitam
kelam menutup langit kota
Sorak sorai
suara keberingasan melanda sukma
Teriakan,
jeritan, tangisan, kepuasan berpadu
Dalam
sejarah perjalanan hidup yang pilu
Gadis kecil
di tengah kerusuhan
Menangis,
menjerit meminta pertolongan
Orang
tuanya tewas korban perseteruan
Hari itu
seakan bagaikan negeri tak bertuan
Jeritan
histeris nya hanya sampai di
lorong-lorong
Gadis kecil
itu tatapannya kosong
Menatap
pertokoan yang telah gosong
Gadis kecil
di tengah kerusuhan
Kakinya berdarah-darah
Berlari
tanpa arah
Kemana
hendak berpasrah
Gadis kecil
itupun yatim piatu
Langkah-langkahnya
kian tak menentu
Kemana
hendak mengadu
Hatinya
semakin pilu
Gadis kecil
itu menemukan buku usang
Di pertokoan
yang telah menjadi arang
Dibuka,
ditulis dengan tinta air matanya
Digambar
dengan darahnya
Gadis kecil
itu duduk terpaku
Tubuhnya
gemetar, berwajah pucat pasi
Sepenggal
kalimat tersirat di kalbu
Adakah yang
peduli dengan nasib ini ?
Bermaknakah pengorbanan ayah dan ibuku ?
Bermaknakah pengorbanan ayah dan ibuku ?
Bulan Mei 1998
Penulis :Sunarwan
No comments:
Post a Comment