Pada
saat memancing di tengah lautan lepas di
dekat gunung anak krakatau , penulis hanya mampu memanadang gunung anak krakatau yang begitu gagah dan penuh
misteri. Inilah yang menginspirasi penulis
menulis puisi yang berjudul “GUNUNG
ANAK KRAKATAU”
GUNUNG
ANAK KRAKATAU
Saat mentari menuju peraduannya
Warna
kuning keemasan menyapa awan tipis berkelana
Bagaikan
lukisan sejuta warna nan indah mempesona
Gelombang air laut seakan menari dengan lincah gayanya
Indahnya
cakrawala laksana taman surga
Saat mentari menuju peraduannya
Berdiri
gagah tanpa kata , tapi penuh makna
Saat
gelombang menghatam dirimu, kau tetap diam tanpa kata
Kau
menjulang tinggi mendekatkan diri kepada
Yang Maha Kuasa
Engkau
anak krakatau yang kini telah dewasa
Engkau anak krakatau yang kini telah dewasa
Kadangkala
kau berkata dengan kau punya bahasa
Merah
pijar kau ungkapkan dengan bahasa warna
Marah
atau bahagiakah ?
Engkau
anak krakatau yang kini telah dewasa
Saat
kuberada di antara gelombang yang sedang menari dengan keceriaannya
Mendekatimu
dan menyapamu dengan sepenuh jiwa
Kau
tetap tegak berdiri diam tanpa kata tetapi penuh wibawa
Engkau
anak krakatau yang diam penuh misteri
Ku
hanya mampu menatapmu dari kejauhan
Tatkala
aku berada di tengah air dan gelombang tak bertepi
Kesombongan
dan kepongahanku terluluh lantakan
Kesenangan
dunia seakan tersingkirkan dari hati
Engkau
anak krakatau yang diam penuh misteri
Mungkinkah
kau paham sejarah negeri
Yang
pernah diluluh lantahkan oleh kemarahan ibumu
Pada
saat berabad tahun yang lalu
Engkau
anak krakatau yang diam penuh misteri
Tegak berdiri
menjulang tinggi
Tak
berhenti bertasbih memuji Allahu Robbi
Subhanallah, Allahuakbar.
-****---
Bandar
Lampung, Juni 2015
Penulis :
Sunarwan
No comments:
Post a Comment