Makhluk
yang diciptakan Tuhan di dunia ini tidak ada satupun yang sama seluruhnya
walaupun itu kembar, itulah Kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa, Alloh SWT.
Dalam cerita ini disajikan sebuah
cerita yang berjudul “ Kembar Identik”.
Cerita ini penulis peroleh dari obrolan bersama sahabat waktu kuliah di Universitas Sebelas Maret
tahun 1981. Sahabatku itu namanya Supangat , menurutnya ia mendapat cerita dari
dosennya. Dari sumber tersebut penulis
mencoba mengemas ulang. Menurut penulis cerita tersebut mampu memotivasi diri manusia
dalam menghadapi kehidupan dan dalam perjuangan untuk menyelesaikan persoalan. Apabila
ada kesamaan nama dan tempat penulis mohon maaf , karena itu hanya suatu
kebetulan saja (tidak disengaja).Selain itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan informasi adanya cerita ini. Semoga bermanfaat. Lebih
lanjut silahkan baca cerita berikut ini.
KEMBAR
IDENTIK
Pada
suatu lembaga penelitian mencoba mengadakan penelitian tentang watak dan sifat dua anak kembar yang bernama
Pesiman dan Optiman. Pesiman
memiliki watak dan sifat pesimis,
sedangkan Optiman memiliki watak dan sifat optimis.
Untuk
keperluan penelitian ini disediakan dua
tempat atau ruangan /kamar. Ruangan
pertama berisi tentang berbagai macam dan jenis
alat permainan, alat-alat musik semuanya ada di situ. Sedangkan Ruangan kedua berisi kotoran sapi
yang cukup banyak.
Pada
tahap pertama, Pesiman dimasukkan kedalam ruangan yang berisi kotoran sapi,
sedangkan Optiman dimasukkan pada ruang
yang berisi alat permainan dan alat musik tersebut. Mereka berada dalam ruangan
tersebut selama 1 jam.
Setelah
satu jam berlalu , kedua ruangan
tersebut dibuka. Pesiman lekas keluar dengan berlari dan menangis
sejadi-jadinya . Pesiman ditanya oleh
peneliti apa yang menyebabkan ia
menangis seperti itu. Pesiman berkata
sambil menangis dan marah-marah.
Pesiman
: “Bagaimana saya tidak menangis, saya
ini kan manusia. Masa dimasukkan dalam
ruangan penuh kotoran sapi,
sangat lama lagi. Bapak-bapak ini orang-orang yang
sangat kejam , tidak punya
perikemanusiaan kepada saya”.
Lain
halnya dengan Optiman , ia sangat susah
disuruh keluar dari ruangan yang penuh permainan dan lat musik itu. Ia
tampak gembira, sambil bernyanyi dan berjoget. Peneiti bertanya kepada Optiman
apa yang menyebabkan ia berperilaku demikian itu.
Optiman
: “ Bagaimana saya tidak bahagia,
ruangan itu banyak sekali alat –alat
permainan dan
alat musik semuanya saya coba
menggunakan dan memainkannya. Waktu bapak-
bapak yang diberikan kepada
saya ini serasa hanya sebentar sekali.”
Pada
tahap kedua, Pesiman dimasukkan kedalam ruangan yang berisi alat permainan dan
alat musik , sedangkan Optiman
dimasukkan pada ruangan yang berisi
kotoran sapi . Mereka berada dalam ruangan tersebut selama 1 jam.
Setelah
satu jam berlalu , kedua ruangan
tersebut dibuka. Pesiman lekas keluar dengan berlari dan menangis
sejadi-jadinya . Pesiman ditanya oleh
peneliti apa yang menyebabkan ia
menangis seperti itu. Pesiman berkata
sambil menangis dan marah-marah.
Pesiman
: “Bagaimana saya tidak menangis,
Bapak-bapak ini menyiksa saya. Saya
dimasukkan
dalam ruangan yang penuh
permainan dan alat musik tanpa bapak-bapak beri
penjelasan bagaimana
menggunakannya. Sedangkan alat-alat itu
menggunakan
listrik . Kalau saya mencoba
menggunakan, bagaimana saya kalau kena setrum listrik
itu. Sementara saya
sendirian di ruangan itu. Sehingga saya hanya melihat permainan
dan alat-alat musik itu satu
persatu. Saya berteriak minta tolong, bapak-bapak tidak
ada yang menjawab. Karena
itulah lama-lama saya menangis sejadi-jadinya.”
Lain
halnya dengan Optiman , ia sangat susah
disuruh keluar dari ruangan yang penuh kotoran sapi itu. Ia keluar dengan pakaian dan badannya penuh
kotoran sapi dan tertawa terbahak-bahak. Peneiti bertanya kepada Optiman apa yang
menyebabkan ia berperilaku demikian itu.
Optiman
: “ Bagaimana saya tidak tertawa , dunia
ini sangat aneh. Dalam ruangan itu penuh
kotoran sapi, saya
mencoba mencari-cari sapinya ternyata tidak ada di ruangan itu.
Itu kan aneh ada kotoran sapi yang
sangat banyak, sapinya satupun tak ada.”
Dari
cerita tersebut dapat ditarik kesimpulan
:
1.
Orang yang berjiwa pesimis dalam berusaha
kemungkinan kecil dia akan berhasil, walaupun
semua sarana dan prasarana telah tersedia. Karena ia tidak berani
mencoba, iapun memiliki
rasa ketergantungan yang tinggi.
2.
Orang yang berjiwa optimis dalam
berusaha kemungkinan besar ia cepat berhasil, walaupun
sarana dan prasarana yang ada tidak
lengkap. Ia memiliki jiwa berjuang dan kemandirian
sangat tinggi, rasa ingin tahunya sangat
tinggi. Iapun tidak mengenal putus asa.
Penulis
: Sunarwan
No comments:
Post a Comment