Sunday, 7 June 2015

CERITA KEMBAR IDENTIK



Makhluk yang diciptakan Tuhan di dunia ini tidak ada satupun yang sama seluruhnya walaupun itu kembar, itulah Kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa,  Alloh SWT.  Dalam cerita ini  disajikan sebuah cerita  yang berjudul “ Kembar Identik”. Cerita ini penulis peroleh dari obrolan bersama sahabat  waktu kuliah di Universitas Sebelas Maret tahun 1981. Sahabatku itu namanya Supangat , menurutnya ia mendapat cerita dari dosennya.  Dari sumber tersebut penulis mencoba mengemas ulang. Menurut penulis cerita tersebut mampu memotivasi diri manusia dalam menghadapi kehidupan dan dalam perjuangan untuk menyelesaikan persoalan. Apabila ada kesamaan nama dan tempat penulis mohon maaf , karena itu hanya suatu kebetulan saja (tidak disengaja).Selain itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan informasi  adanya cerita ini. Semoga bermanfaat. Lebih lanjut silahkan baca cerita berikut ini.


KEMBAR IDENTIK

Pada suatu lembaga penelitian mencoba mengadakan penelitian tentang  watak dan sifat dua anak kembar yang bernama Pesiman dan Optiman.  Pesiman memiliki  watak dan sifat pesimis, sedangkan Optiman memiliki watak dan sifat optimis.

Untuk keperluan  penelitian ini disediakan dua tempat atau ruangan /kamar.  Ruangan pertama berisi tentang berbagai macam dan jenis  alat permainan, alat-alat musik semuanya ada di situ.  Sedangkan Ruangan kedua berisi kotoran sapi yang cukup banyak.

Pada tahap pertama, Pesiman dimasukkan kedalam ruangan yang berisi kotoran sapi, sedangkan Optiman dimasukkan pada ruang  yang berisi alat permainan dan alat musik  tersebut. Mereka berada dalam ruangan tersebut selama 1 jam.

Setelah satu jam berlalu , kedua  ruangan tersebut dibuka. Pesiman lekas keluar dengan berlari dan menangis sejadi-jadinya .  Pesiman ditanya oleh peneliti  apa yang menyebabkan ia menangis seperti itu.  Pesiman  berkata  sambil menangis dan marah-marah.
Pesiman :  “Bagaimana saya tidak menangis, saya ini kan manusia. Masa dimasukkan dalam
                   ruangan penuh kotoran sapi, sangat lama lagi.  Bapak-bapak ini  orang-orang yang
                   sangat kejam , tidak punya perikemanusiaan kepada saya”.

Lain halnya dengan Optiman , ia sangat susah  disuruh keluar dari ruangan yang penuh permainan dan lat musik itu. Ia tampak gembira, sambil bernyanyi dan berjoget. Peneiti bertanya kepada Optiman apa yang menyebabkan ia berperilaku demikian itu.
Optiman : “  Bagaimana saya tidak bahagia, ruangan itu  banyak sekali alat –alat permainan dan
                  alat musik semuanya saya coba menggunakan dan memainkannya. Waktu bapak-
                   bapak yang diberikan kepada saya ini  serasa hanya sebentar sekali.”       

Pada tahap kedua, Pesiman dimasukkan kedalam ruangan yang berisi alat permainan dan alat musik  , sedangkan Optiman dimasukkan pada ruangan  yang berisi kotoran sapi . Mereka berada dalam ruangan tersebut selama 1 jam.

Setelah satu jam berlalu , kedua  ruangan tersebut dibuka. Pesiman lekas keluar dengan berlari dan menangis sejadi-jadinya .  Pesiman ditanya oleh peneliti  apa yang menyebabkan ia menangis seperti itu.  Pesiman  berkata  sambil menangis dan marah-marah.
Pesiman :  “Bagaimana saya tidak menangis, Bapak-bapak ini menyiksa saya.  Saya dimasukkan
                   dalam ruangan yang penuh permainan dan alat musik tanpa bapak-bapak beri
                   penjelasan bagaimana menggunakannya. Sedangkan alat-alat itu  menggunakan
                   listrik . Kalau saya mencoba menggunakan, bagaimana saya kalau kena setrum listrik
                   itu. Sementara saya sendirian di ruangan itu. Sehingga saya hanya melihat permainan
                   dan alat-alat musik itu satu persatu. Saya berteriak minta tolong, bapak-bapak tidak
                  ada yang menjawab. Karena itulah lama-lama saya menangis sejadi-jadinya.”

Lain halnya dengan Optiman , ia sangat susah  disuruh keluar dari ruangan yang penuh kotoran sapi itu.  Ia keluar dengan pakaian dan badannya penuh kotoran sapi dan tertawa terbahak-bahak.  Peneiti bertanya kepada Optiman apa yang menyebabkan ia berperilaku demikian itu.
Optiman : “  Bagaimana saya tidak tertawa , dunia ini sangat aneh. Dalam ruangan itu penuh
                      kotoran sapi, saya mencoba mencari-cari sapinya ternyata tidak ada di ruangan itu.
                      Itu kan aneh ada kotoran sapi yang sangat banyak, sapinya satupun tak ada.”

Dari cerita tersebut dapat ditarik kesimpulan  :
1. Orang yang berjiwa pesimis  dalam berusaha kemungkinan kecil dia akan berhasil, walaupun
     semua sarana dan prasarana  telah tersedia. Karena ia tidak berani mencoba, iapun memiliki
     rasa ketergantungan yang tinggi.
2. Orang yang berjiwa optimis  dalam berusaha kemungkinan besar ia cepat berhasil, walaupun
     sarana dan prasarana yang ada tidak lengkap. Ia memiliki jiwa  berjuang  dan kemandirian
     sangat tinggi, rasa ingin tahunya sangat tinggi. Iapun tidak mengenal putus asa.



Penulis : Sunarwan



No comments:

Post a Comment