Dunia
ini semakin tua , manusia wajib mencari
bekal untuk menghadap Sang Penciptanya.
Sering
kali kita lupa usia karena asik dengan urusan dunia yang sementara tetapi mampu
memperdaya. Keikhlasan, kejujuran, pengabdian
yang tulus dengan mengharap ridho-Nya
Itulah
tujuan dan bekal hidup bermakna . Inilah
yang menginspirasi penulis menulis puisi yang berjudul “PENGELANA MENCARI MAKNA”
PENGELANA
MENCARI MAKNA
Telah
lama terbentang layar menantang gelombang
Batu
karang dan gelombang kadang
menghantam bahtera pengelana
Semburat
merah di langit cakrawala
Sang
surya telah mendekati peraduannya
Semburat
merah di langit cakrawala
Sang
surya telah mendekati peraduannya
Masa
lalu kian menjauh dan menjauh
Bekal
dalam bahtera semakin habis
Mungkinkah
kesia-siaan hanya berupa tangis
Semburat
merah di langit cakrawala
Sang
surya telah mendekati peraduannya
Masih
banyak nenek-nenek asik bersolek
Walaupun
tubuh tak lagi molek
Semburat
merah di langit cakrawala
Sang
surya telah mendekati peraduannya
Pengelana masih mencari makna,
apa
tujuan pengembaraannya
Semburat
merah di langit cakrawala
Sang
surya telah mendekati peraduannya
Harta,
tahta, dan wanita
Bukan
tujuan pengembaraannya
Semburat
merah di langit cakrawala
Sang
surya telah mendekati peraduannya
Suara
menggelegar dari singgah sana
Keikhlasan,
kejujuran, pengabdian itu hidup bermakna
Pengelana
tersenyum , masih ada saat untuknya
Berbenah menghadap
yang Maha Kuasa
Sebelum
sang surya berada di peraduan akhirnya
-------****----
Bulan
Juni 2015
Penulis
: Sunarwan
No comments:
Post a Comment