Wednesday, 24 June 2015

NASIB PEMULUNG



Penulis amati sepak terjang pemulung di perkotaan dan  hiruk-pikuk kehidupan  masyarakat perkotaan. Inilah yang menginspirasi penulisan puisi yang berjudul  “  NASIB PEMULUNG “



NASIB PEMULUNG

Mutiara-mutiara masih tersimpan di dedaunan
Pintu gerbang gedongan tampak tertutup rapat
Sepi sunyi senyap bak kampung mati
Yang tampak  tulisan pada gerbang gedongan
Tulisan penuh  kesombongan  dan menakutkan
“Awas  anjing galak!”
Dia telah melakoni perjuangan hidupnya

Tatkala mentari membakar dunia dengan  keganasannya
Cita-cita kemewahan terbakar sudah bersamanya
Nasibnyapun tergilas bersama perputaran roda-roda hitam di aspal
Kesejahteraannya terkubur oleh debu-debu dan asap  solar jalanan
Gelap hitam kelam
Ada sedikit asa terselip di ujung gancaunya
Dijaring dengan karung-karung usang di punggungnya


Tatkala mentari menjelang permisi dengan bumi
Dia berdiri tegap di tepi jalan  memandang tajam
Kaum berdasi berkemas diri
Membawa segudang rezeki
Mungkin hasil cuap-cuap
Mungkin hasil peras otak dan tenaga
Mungkin hasil   mengotaki orang tak berotak
Bisa jadi hasil merampok kas negeri

Sisa –sisa sinar mentari ditatapnya dengan penuh harap
Kabut debu-debu kota  menutup rapat pandangannya
Dia berpasrah dalam dekapan senja
Tak ada kata  sejahtera
Yang ada sebungkus nasi menjelang basi sisa siang tadi

Tatkala  mentari dalam peraduannya
Dipandangi  atap nun jauh di atas sana
Sedikit kartika menyapa dirinya
Gelisahnya semakin tak berujung
Dengkuran penghuni gedongan  mendarat ditelinganya
Bagaikan ribuan deburan ombak dan gelombang pantai
Sinar purnama malam itu tak sudi menyapa
Gelap gulita, Lilin tak ada

Gemerlap  lampu disco  warna-warni
Dengan alunan lagu yang membuat lalai  makna kehidupan
Di pandangnya dari kejauhan
Hatinya tersayat-sayat 
Sanubarinya terkoyak dalam sekali

Dia adalah seorang pemulung
Nasibnya tergulung roda-roda
Berjalan dalam lautan peluh
Rezekinya terbungkus airmata

  ----***-------

                                          Bandar Lampung  Juni 2015
                                          Penulis : Sunarwan

No comments:

Post a Comment