Saturday, 6 June 2015

PENYESALAN MENJELANG AJAL



Dalam mengarungi kehidupan  hendaknya penuh kehati-hatian. Jauhi keserakahan. Karena hidup di dunia hanyalah sementara. Harta yang kita  peroleh dari ketidakadilan dan ketidakjujuran akan membawa malapetaka baik di dunia maupun di akherat, apalagi mendzolimi terhadap orang yang lemah. Doa orang teraniaya cepat dikabulkan Tuhan..  Apabila kita terpedaya dalam kehidupan dunia maka hanya penyesalan yang kita terima. Inilah yang menginspirasi penulis menulis puisi yang berjudul “ PENYESALAN “ 


PENYESALAN MENJELANG AJAL

Berpuluh-puluh tahun aku melangkah
Dalam jalan kegelapan yang kelam
Lebih kelam daripada malam tanpa bintang dan bulan
Bernyanyi dan berdansa dengan jutaan syaitan
Tertawa-tawa  dalam kemaksiatan

Berpuluh-puluh tahun aku melangkah
Bersepatu besi berhak sepatu tajam
Menginjak-injak rumput kering  dengan pongah
Jeritan, tangisan, penghibaan tak ku hiraukan

Berpuluh-puluh tahun aku melangkah
Menghisap darah mereka yang  lemah
Menguliti yang lemah hingga bernanah
Hingga hartaku berlimpah ruah

Berpuluh-puluh tahun aku melangkah
Kini hati dan jiwaku mulai resah
Tatkala dicermin kutatap wajah
Bernafaspun kian susah

Tatkala dicermin kutatap wajah
Nafasku telah terengah-engah
Terbayang  besar dosa-dosaku  melebihi gunung
Bergulung-gulung , menggilas jiwaku  dalam renung
Mendesak  hingga ke jantung

Tinggal sedikit sisa langkah
Mampukah kumencari mereka yang telah kuisap darahnya
Mampukah kumencari mereka yang telah kuisap sumsum tulangnya
Untuk menjernihkan darahku yang telah hitam kelam

Kini rambutku telah memutih
Jalanku  tertatih-tatih
Hati dan jiwaku kian merintih
Terpampang dihadapanku azab yang sangat pedih

Nafasku kini telah sampai dikerongkongan
Sejuta penyakit dan siksaan disatukan 
Menjelang akhir suatu kehidupan
Sakitnya alang kepalang

Dalam sejuta kesakitan kutatap harta yang kukumpulkan
Hartaku telah dijadikan rebutan
Pewarisku  beringas , aku tercampakkan
Haruskah aku mati dengan penyesalan
Terlambat sudah kumohon ampunan

Bulan Juni 2015
Penulis : Sunarwan

No comments:

Post a Comment